Download Novel: Laskar Pelangi Andrea Hirata - Pagi itu, waktu aku masih kecil, aku duduk di bangku panjang di depan sebuah kelas. Sebatang pohon filicium tua yang rindang meneduhiku. Ayahku duduk di sampingku, memeluk pundakku dengan kedua lengannya dan tersenyum mengangguk-angguk pada setiap orang tua dan anak-anaknya yang duduk berderet-deret di bangku panjang lain di depan kami. Hari itu adalah hari yang agak penting: hari pertama masuk SD.
Di ujung bangku-bangku panjang tadi ada sebuah pintu terbuka. Kosen itu miring karena seluruh bangunan sekolah sudah doyong seolah akan roboh. Di mulut pintu berdiri dua orang guru seperti para penyambut tamu dalam perhelatan. Mereka adalah seorang bapak tua berwajah sabar, Bapak K.A. Harfan Efendy Noor, sang kepala sekolah dan seorang wanita muda berjilbab, ibu N.A. Muslimah Hafsari atau Bu Mus. Seperti ayahku, mereka berdua juga tersenyum.
Namun, senyum Bu Mus adalah senyum getir yang dipaksakan karena tampak jelas beliau sedang cemas. Wajahnya tegang dan gerak geriknya gelisah. Ia berulang kali menghitung jumlah anak-anak yang duduk di bangku panjang. Ia demikian khawatir sehingga tak peduli pada peluh yang mengalir masuk ke pelupuk matanya. Titik-titik keringat yang bertimbulan di seputar hidungnya menghapus bedak tepung beras yang dikenakannya, membuat wajahnya coreng moreng seperti pemeran embun pagi permaisuri dalam Dul Muluk, sandiwara kuno kangpung kami.
"Sembilan orang ... baru sembilan orang Pamanda Guru, masih kurang satu ...," Katanya gusar pada bapak kepala sekolah. Pak Harfan menatapnya kosong.
Sungguh mengkhawatirkan ... Apakah benar pendidikan di daerah-daerah pelosok di Negeri ini demikian keadaannya? Langsung saya untuk meneruskan membaca buku "Laskar Pelangi" ini, klik link "Download" di bawah ini. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar