Translate

BISNIS ONLINE

Kamis, 10 April 2014

Pendidikan Interaktif: Bukti Allah Maha Kuasa

Pendidikan Interaktif: Bukti Allah Maha Kuasa - Usia 6-12 merupakan masa yang paling penting bagi anak. Hal-hal yang dapat dipelajari pada usia tersebut akan menjadi pijakan bagi anak untuk berkembang ke tahap berikutnya. Pada kesempatan kali ini akan dipaparkan bagaimana membelajarkan anak untuk memahami pengajaran Islam tentang “Bukti Allah Maha Kuasa”. Langsung saja menuju ke TKP.

Aktivitas

Tanya Jawab, Cerita, retelling (Menceritakan kembali), dan Sharing.

Tujuan

Anak mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Anak menemukan bukti bahwa Allah memang Maha Kuasa sehingga iman yang dimiliki anak akan semakin kuat.

Media

Telur dan Jarum Jahit

Prosedur

  • Orang tua mengajak anaknya ke taman bermain sambil membawa telur dan jarum jahit.
  • Orang tua mengajak anaknya mengamati pemandangan alam di sekitar taman dalam waktu sekitar 20 menit (orang tua dapat membuat sebuah permainan yang menarik bagi anak). Setelah itu, orang tua mengeluarkan telur dan jarum jahit, lalu memberikan pertanyaan pada anak, “Nak, menurut kamu, bisa tidak Allah memasukkan dunia ke dalam telur ini? Atau bisa tidak Allah memasukkannya ke dalam lubang jarum jahit yang kecil ini?”
  • Beri kesempatan kepada anak untuk menjawab. Apapun jawabannya, orang tua jangan mengatakan dulu bahwa jawaban itu benar atau salah.
  • Perintahkan anak untuk mencari jawaban dengan mengamati segala sesuatu yang ada di luar dan di sekelilingnya. Berikan waktu sekitar 10 menit agar anak berusaha untuk mencari jawaban.
  • Setelah 10 menit, orang tua menanyakan hasil pencarian mereka tentang pertanyaan yang diberikan kepada anak.
  • Anak mencarikan hasil pencariannya, biarkan anak mengeksplorasi kemampuannya untuk menjelaskan hasil pencariannya.
  • Setelah anak memberikan jawabannya, orang tua dapat menjelaskan tentang bukti bahwa Allah Maha Kuasa melalui “Kisah Nabi Idris dan Iblis”, atau “Kisah Seorang Murid dan Seorang Yahudi”.
  • Sebaiknya orang tua menyiapkan ceritanya dalam bentuk grafik, gambar, peta, atau flipchart berwarna karena hal ini akan menarik dan memudahkan anak dalam merekam cerita. Dalam cerita, orang tua sebaiknya memerhatikan intonasi sehingga anak memiliki ketertarikan terhadap cerita.

"Kisah Nabi Idris dan Iblis"

Pada suatu hari, Iblis datang ke rumah Nabi Idris dengan maksud untuk menguji Nabi Idris a.s. Iblis pun kemudian mengetuk pintu sambil memanggil nama Nabi Idris. Pintu pun terbuka dan tampaklah Nabi Idris a.s di hadapan Iblis. Lalu, Iblis mengajukkan pertanyaan, “Bisakah Allah memasukkan dunia ke dalam telur?”.
Nabi Idris masuk ke dalam rumah dan membawa sebuah jarum jahit. Di hadapan Iblis, Nabi Idris kemudian berbicara sambil menutup salah satu matanya, sementara mata yang satunya lagi melihat ke arah lubang jarum yang dipegangnya, “Jangankan telur, ke dalam lubang jarum ini saja, Allah sanggup memasukkan dunia beserta isinya”.
Iblis pun tidak mampu berkata apa-apa lagi. Iblis pergi dengan kegagalan.
  • Setelah selesai bercerita, orang tua dapat meminta anaknya untuk menceritakan kembali kisah itu dan menanyakan hikmah yang dapat diambil dari kisah tersebut. Lalu meminta anak mengaitkan simpulannya dengan materi Allah Maha Kuasa.
  • Sharing tentang materi Allah Maha Kuasa hingga anak memiliki pemahaman yang lebih mendalam.

Multiple Intelligence

Dengan metode tersebut, minimal ada tujuh kecerdasan anak yang dapat dikembangkan.
  • Kecerdasan naturalis dan kinestetik berkembang ketika anak diajak pergi ke taman.
  • Kecerdasan logis dan spasial berkembang ketika anak merekam peristiwa.
  • Kecerdasan verbal, logis, spasial, interpersonal, intrapersonal berkembang ketika anak retelling (menceritakan kembali) kisah yang direkamnya.
Untuk mendownload cerita "Kisah Seorang Murid dan Seorang Yahudi", klik link di bawah ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar