Translate

BISNIS ONLINE

Jumat, 11 April 2014

Download Novel: Ayat-Ayat Cinta

Download Novel: Ayat-Ayat Cinta - Banyak yang merekomendasikan novel ini untuk dibaca, sebab sarat akan nilai-nilai keislaman. Tapi, tak ingin menjadi naïf, bukankah ada banyak novel di luar sana yang juga dijejali dengan nilai-nilai agama? Lantas mengapa novel karya Habiburrahman El Shirazy ini dibaca jutaan orang? Pasti ada yang “lebih daripada pesan moral”. Mungkin begitu segelintiran pertanyaan yang bergelayut di kepala Anda sebelum membaca novel "Ayat-Ayat Cinta" ini. Secara umum novel ini menarik. Menyajikan kisah cinta yang matang dengan latar negeri para nabi, Mesir.

Awal kisah,

Tengah hari ini, kota Cairo seakan membara. Matahari berpijar di tengah petala langit. Seumpama lidah api yang menjulur dan menjilat-jilat bumi. Tanah dan pasir menguapkan bau neraka. Hembusan angin sahara disertai debu yang bergulung-gulung menambah panas udara semakin tinggi dari detik ke detik. Penduduknya, banyak yang berlindung dalam flat yang ada dalam apartemen-apartemen berbentuk kubus dengan pintu, jendela dan tirai tertutup rapat.

Awal-awal Agustus memang puncak musim panas.

Dalam kondisi sangat tidak nyaman seperti ini, aku sendiri sebenarnya sangat malas keluar. Ramalan cuaca mengumumkan: empat puluh satu derajat celcius! Apa tidak gila!? Mahasiswa Asia Tenggara yang tidak tahan panas, biasanya sudah mimisan, hidungnya mengeluarkan darah. Teman satu flat yang langganan mimisan di puncak musim panas adalah Saiful. Tiga hari ini, memasuki pukul sebelas siang sampai pukul tujuh petang, darah selalu merembes dari hidungnya. Padahal ia tidak keluar flat sama sekali. Ia hanya diam di dalam kamarnya sambil terus menyalakan kipas angin. Sesekali ia kungkum, mendinginkan badan di kamar mandi.

Dengan tekad bulat, setelah mengusir segala rasa aras-arase[1] aku bersiap untuk keluar. Tepat pukul dua siang aku harus sudah berada di Masjid Abu Bakar. Beliau adalah murid Syaikh Mahmoud Khushari, ulama legendaris yang mendapat julukan Syaikhul Maqari’ Wal Huffadh Fi Mashr atau Guru Besarnya Para Pembaca dan Penghafal Al-Qur’an di Mesir. Ash-Shidiq yang terletak di Shubra El-Khaima, ujung utara Cairo, untuk talaqqi[2] pada Syaikh Utsman Abdul Fattah. Pada ulama besar ini aku belajar qiraah sab’ah[3] dan ushul tafsir[4].

Bagaimana? tertarik dengan ceritanya?

Download saja langsung novel "Ayat-Ayat Cinta" secara lengkapnya, dengan klik link Download di bawah ini.


[1] Rasa malas melakukan sesuatu
[2] Belajar langsung face to face dengan seorang syekh atau ulama
[3] Membaca al-Qur’an dengan riwayat tujuh Imam
[4] Ilmu tafsir paling pokok







Tidak ada komentar:

Posting Komentar