Translate

BISNIS ONLINE

Tampilkan postingan dengan label Perkembangan Anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Perkembangan Anak. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 18 Oktober 2014

Kebutuhan Anak yang Harus Dipenuhi dalam Tumbuh Kembangnya

Kebutuhan Anak yang Harus Dipenuhi dalam Tumbuh Kembangnya - Pada postingan sebelumnya, membumikan pendidikan telah sedikit menguraikan tentang hahikat perkembangan anak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tentunya dalam tumbuh kembang anak pula, anak memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipenuhinya. Maka pada kesempatan kali ini, membumikan pedidikan akan share tentang kebutuhan anak yang harus dipenuhi dalam tumbuh kembangnya. Sedikitnya ada 3 (tiga) aspek kebutuhan dasar yang akan diuraikan pada postingan kali ini, yaitu (1) Fisik - Biologis; (2) Kasih Sayang - Emosi; dan (3) Stimulasi atau Rangsangan. Agar tumbuh kembang seorang anak menjadi optimal maka ada beberapa kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi yaitu:
FISIK – BIOLOGIS:
  • Nutrisi: yang harus didapat sejak dalam kandungan berupa menu seimbang (protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, air)
  • Imunisasi (sejak lahir hingga 18 tahun) bermanfaat untuk mencegah penyakit hingga sakit berat (Hepatitis B, BCG, DPT, Polio, Campak, HiB, MMR)
  • Kebersihan: badan (cuci tangan, potong kuku, mandi teratur, membersihkan diri setelah BAK/BAB, cuci rambut); makanan dan peralatannya; hygiene dan sanitasi lingkungan rumah, sekolah.
  • Pelayanan kesehatan: pemantauan tumbuh kembang, deteksi dini gangguan tumbuh kembang, melalui pemanfaatan layanan posyandu, puskesmas, dan dokter pribadi.
  • Aktivitas fisik: untuk merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, proses pengaturan dan penguraian karbohidrat, lemak dan protein; merangsang pertumbuhan otot dan tulang; merangsang perkembangan keterampilan anak.
KASIH SAYANG – EMOSI:
Sejak dalam kandungan hingga dewasa anak harus mendapatkan kasih sayang agar emosinya berkembang, dengan cara:
  • Memberikan rasa nyaman, aman, dan perlindungan
  • Memperhatikan minat, keinginan dan pendapatnya
  • Memberikan contoh (bukan memaksa)
  • Membantu, mendorong dan menghargai
  • Menciptakan suasana gembira
  • Memberikan pemahaman atas kesalahan yang diperbuat anak, bukan dengan mengancam atau menghukum
  • Mengasuh secara demokratik
  • Memperhatikan temperamen yang dimiliki anak (apakah anak itu penurut, susah diatur atau pemalu)
STIMULASI/RANGSANGAN:
Merupakan suatu proses masuknya rangsangan ke otak yang dilakukan secara sadar melalui panca indera secara khusus atau beragam dari lingkungan sekitar yang telah dibuat atau secara alamiah.

Yang pertama memperoleh rangsangan adalah otak untuk membuat hubungan antar sel-sel otak (sinaps). Sejak dalam kandungan usia 6 bulan sudah milyaran sel otak terbentuk namun belum ada hubungan antar sel-sel otak tersebut. Apabila sel-sel otak tersebut diberi rangsangan maka akan terbentuk hubungan yang bermakna, sehingga makin sering dirangsang maka hubungan itu akan semakin kokoh dan semakin banyak variasi rangsangan yang diberikan maka hubungan yang terjadi semakin kompleks/luas dapat merangsang otak kiri dan kanan sehingga berkembang kecerdasan jamaknya.

Adapun aspek-aspek perkembangan yang harus distimulasi adalah fisik melalui gerakan motorik kasar dan halus, kecerdasan, bahasa, seni, sosial emosional, nilai keagamaan dan moral serta kemandirian.

Cara yang dipergunakan untuk menstimulasi anak sangatlah beragam dan itu harus dilakukan setiap saat setiap kali berinteraksi dengan anak. Stimulasi sudah dapat dilakukan sejak janin berusia 23 minggu. Dalam menstimulasi/merangsang anak, pendidik haruslah mengenal sifat-sifat dari otak kiri dan kanan anak didik.

Karakteristik Otak Kiri dan Otak Kanan

Ciri-ciri dari otak kiri adalah:
  • Cara berfikirnya mengerucut (konvergen)
  • Berkaitan dengan angka dan berhitung
  • Rasional
  • Berkaitan dengan tata bahasa, kemampuan membaca dan menulis.
Ciri-ciri dari otak kanan adalah:
  • Cara berfikirnya secara meluas (divergen)
  • Imajinasi
  • Kreativitas
  • Seni
  • Musik
  • Bernyanyi
  • Sosial-emosional
  • Spiritual.
Kebutuhan Anak yang Harus Dipenuhi dalam Tumbuh Kembangnya
Ilustrasi ciri-ciri otak kiri dan otak kanan

Penggunaan otak kanan dan otak kiri secara berimbang dapat mengoptimalkan potensi otak seseorang. Demikian juga dengan adanya perspektif kecerdasan jamak (multiple intelligences). Kecerdasan jamak yang mencakup kecerdasan kinestetik, bahasa, matematika, interpersonal, intrapersonal, musik, spasial, naturalis dan eksistensi juga memberikan pengaruh yang sangat bermakna terhadap pengembangan potensi yang dimiliki seorang anak.

Sekian dan semoga bermanfaat...

Jumat, 17 Oktober 2014

Hakikat Perkembangan Anak dan Faktor yang Mempengaruhinya

Hakikat Perkembangan Anak dan Faktor yang Mempengaruhinya - Penggunaan istilah tumbuh kembang dalam perkembangan seorang manusia memberikan pengertian bahwa sebenarnya ada dua peristiwa penting yang terjadi dengan sifat yang berbeda, namun saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan.

Pertumbuhan (growth) merupakan proses dalam hidup manusia yang terkait dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran organ atau individu. Semua perubahan ini dapat dilihat melalui perubahan dari ukuran berat, panjang, dan besar lingkaran kepala. Perubahan-perubahan ini harus diperhatikan melalui proses pemantauan yang tepat. Adapun alat yang dapat digunakan untuk memantau proses pertumbuhan antara lain adalah Kartu Menuju Sehat yang telah tersebar di puskesmas-puskesmas di seluruh Indonesia.
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Sedangkan Perkembangan (development) merupakan proses bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang bersifat lebih kompleks dengan pola yang teratur dan dapat diramalkan, hal ini merupakan hasil dari proses pematangan. Peristiwa perkembangan ini biasanya berkaitan dengan masalah psikologis seperti kemampuan gerak kasar dan halus, intelektual, sosial dan emosional.

Gambar di atas merupakan ilustrasi bagaimana proses perkembangan itu terjadi, diawali dari bayi baru lahir dengan kondisi kemampuan baru bisa telentang saja namun dengan bertambahnya usia serta matangnya otot-otot tubuhnya ia mulai dapat tengkurap dan telentang sendiri kemudian ia akan dapat duduk sendiri dan mulai berdiri setelah cukup kuat ia akan mulai berjalan dan bahkan berani naik sepeda.

Di bawah ini terdapat grafik tahap perkembangan bayi dan balita yang dapat mempermudah orangtua atau guru memantau perkembangan seorang anak.
 
Tahap Perkembangan Bayi dan Balita
Tahap Perkembangan Bayi dan Balita
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan seorang anak terbagi atas:
Faktor dalam diri (internal):
  • Faktor genetik seperti ras, suku bangsa, warna kulit, jenis rambut merupakan faktor yang tidak bisa dirubah atau digantikan.
  • Proses selama kehamilan: nutrisi yang didapat si ibu, penyakit yang diderita, obat-obatan yang dimakan, lingkungan tempat tinggal dll
Faktor lingkungan (eksternal):
  • Nutrisi yang diberikan, penyakit yang diderita setelah lahir, kebersihan lingkungan sekitar, aktivitas fisik yang dilakukan, dan stimulasi yang diberikan.
Perkembangan seorang anak juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti:
Faktor dalam diri (internal):
  • Genetik,potensi kecerdasan dan bakat yang perlu mendapatkan lingkungan yang bisa mengoptimalkan potensi tersebut
  • Proses sejak kehamilan; terjaga kondisi fisik dan mental ibu hamil sehingga janin berkembang dengan baik
Faktor lingkungan (eksternal):
  • Gizi yang diberikan ibu dari mulai dalam kandungan hingga besar, penyakit yang diderita selama hidup, kualitas pengasuhan dari keluarga, hubungan dengan teman, dan sekolah, serta stimulasi yang didapatnya
Demikianlah uraian singkat tentang hakikat perkembangan anak berikut pengaruh-pengaruhnya. Semoga dapat bermanfaat...

Rabu, 08 Oktober 2014

Karakteristik Perkembangan Psikososial Anak Usia SD

Karakteristik Perkembangan Psikososial Anak Usia SD - Pada postingan sebelumnya, telah diuraikan dua jenis perkembangan yaitu perkembangan fisik dan perkembangan kognitif pada karakteristik perkembangan anak usia awal SD. Maka pada postingan kali ini sebagai lanjutan postingan sebelumnya akan membahas mengenai karakteristik perkembangan psikososial anak usia SD yang pada postingan sebelumnya hanya menguraikan perkembangan fisik dan kognitif saja. Bahwa perkembangan sosial berkaitan dengan perkembangan dan perubahan emosi individu. Hal ini sejalan dengan J. Havighurst yang mengemukakan bahwa setiap perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan aspek lain seperti di antaranya adalah aspek psikis, moral dan sosial.

Setiap menjelang masuk SD, anak telah mengembangkan keterampilan berpikir bertindak dan pengaruh sosial yang lebih kompleks. Sampai dengan masa ini, anak pada dasarnya egosentris (berpusat pada diri sendiri) dan dunia mereka adalah rumah keluarga, dan taman kanak‐kanaknya.

Selama duduk di kelas kecil SD, anak mulai percaya diri tetapi juga sering rendah diri. Pada tahap ini mereka mulai mencoba membuktikan bahwa mereka "dewasa". Mereka merasa "saya dapat mengerjakan sendiri tugas itu, karenanya tahap ini disebut tahap "I can do it my self". Mereka sudah mampu untuk diberikan suatu tugas.

Daya konsentrasi anak tumbuh pada kelas kelas besar SD. Mereka dapat meluangkan lebih banyak waktu untuk tugas tugas pilihan mereka, dan seringkali mereka dengan senang hati menyelesaikannya. Tahap ini juga termasuk tumbuhnya tindakan mandiri, kerjasama dengan kelompok dan bertindak menurut cara cara yang dapat diterima lingkungan mereka. Mereka juga mulai peduli pada permainan yang jujur.

Selama masa ini mereka juga mulai menilai diri mereka sendiri dengan membandingkannya dengan orang lain. Anak anak yang lebih mudah menggunakan perbandingan sosial (social comparison) terutama untuk norma‐norma sosial dan kesesuaian jenis‐jenis tingkah laku tertentu. Pada saat anak‐anak tumbuh semakin lanjut, mereka cenderung menggunakan perbandingan sosial untuk mengevaluasi dan menilai kemampuan kemampuan mereka sendiri.

Sebagai akibat dari perubahan struktur fisik dan kognitif mereka, anak pada kelas besar di SD berupaya untuk tampak lebih dewasa. Mereka ingin diperlakukan sebagai orang dewasa.Terjadi perubahan perubahan yang berarti dalam kehidupan sosial dan emosional mereka. Di kelas besar SD anak laki‐laki dan perempuan menganggap keikutsertaan dalam kelompok menumbuhkan perasaan bahwa dirinya berharga. Tidak diterima dalam kelompok dapat membawa pada masalah emosional yang serius Teman‐teman mereka menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Kebutuhan untuk diterima oleh teman sebaya sangat tinggi. Remaja sering berpakaian serupa. Mereka menyatakan kesetiakawanan mereka dengan anggota kelompok teman sebaya melalui pakaian atau perilaku.

Hubungan antara anak dan guru juga seringkali berubah. Pada saat di SD kelas rendah, anak dengan mudah menerima dan bergantung kepada guru. Di awal awal tahun kelas besar SD hubungan ini menjadi lebih kompleks. Ada siswa yang menceritakan informasi pribadi kepada guru, tetapi tidak mereka ceritakan kepada orang tua mereka. Beberapa anak pra remaja memilih guru mereka sebagai model. Sementara itu, ada beberapa anak membantah guru dengan cara cara yang tidak mereka bayangkan beberapa tahun sebelumnya. Malahan, beberapa anak mungkin secara terbuka menentang gurunya.

Salah satu tanda mulai munculnya perkembangan identitas remaja adalah reflektivitas yaitu kecenderungan untuk berpikir tentang apa yang sedang berkecamuk dalam benak mereka sendiri dan mengkaji diri sendiri. Mereka juga mulai menyadari bahwa ada perbedaan antara apa yang mereka pikirkan dan mereka rasakan serta bagaimana mereka berperilaku. Mereka mulai mempertimbangkan kemungkinan‐kemungkinan. Remaja mudah dibuat tidak puas oleh diri mereka sendiri. Mereka mengkritik sifat pribadi mereka, membandingkan diri mereka dengan orang lain, dan mencoba untuk mengubah perilaku mereka. Pada remaja usia 18 tahun sampai 22 tahun, umumnya telah mengembangkan suatu status pencapaian identitas.

Kebutuhan Peserta Didik Siswa SD

  • Anak SD Senang Bermain
Perkembangan Sosial Anak Usia SDKarakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih–lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti IPA, Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).
  • Anak SD Senang Bergerak
Orang dewasa dapat duduk berjam‐jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
  • Anak usia SD Senang Bekerja dalam Kelompok
Anak usia SD dalam pergaulannya dengan kelompok sebaya, mereka belajar aspekaspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturanaturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3‐4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.
  • Anak SD Senang Merasakan atau Melakukan/memperagakan Sesuatu Secara Langsung
Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep‐konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk konsep‐konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi‐fungsi badan, pera jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang arah mata angin, dengan cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung setiap arah angin, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui secara persis dari arah mana angin saat itu bertiup.

Semoga bermanfaat.

Karakteristik Perkembangan Anak Usia Kelas Awal SD

Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD - Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya di tingkat Sekolah Dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan kebutuhan peserta didik.

Anak SD merupakan anak dengan katagori banyak mengalami perubahan yang sangat drastis baik mental maupun fisik. Usia anak SD yang berkisar antara 6 – 12 tahun menurut Seifert dan Haffung memiliki tiga jenis perkembangan: Perkembangan Fisik; Perkembangan Kognitif; dan Perkembangan Psikososial. Berikut perkembangan-perkembangan tersebut akan diuraikan secara singkat di bawah ini.
Perkembangan Fisik Siswa SD
Mencakup pertumbuhan biologis misalnya pertumbuhan otak, otot dan tulang. Pada usia 10 tahun baik laki‐laki maupun perempuan tinggi dan berat badannya bertambah kurang lebih 3,5 kg. Namun setelah usia remaja yaitu 12 ‐ 13 tahun anak perempuan berkembang lebih cepat dari pada laki‐laki, Sumantri dkk (2005).
  • Usia masuk kelas satu SD atau MI berada dalam periode peralihan dari pertumbuhan cepat masa anak anak awal ke suatu fase perkembangan yang lebih lambat. Ukuran tubuh anak relatif kecil perubahannya selama tahun tahun di SD.
  • Usia 9 tahun tinggi dan berat badan anak laki‐laki dan perempuan kurang lebih sama. Sebelum usia 9 tahun anak perempuan relatif sedikit lebih pendek dan lebih langsing dari anak laki‐laki.
  • Akhir kelas empat, pada umumnya anak perempuan mulai mengalami masa lonjakan pertumbuhan. Lengan dan kaki mulai tumbuh cepat.
  • Pada akhir kelas lima, umumnya anak perempuan lebih tinggi, lebih berat dan lebih kuat daripada anak laki‐laki. Anak laki‐laki memulai lonjakan pertumbuhan pada usia sekitar 11 tahun.
  • Menjelang awal kelas enam, kebanyakan anak perempuan mendekati puncak tertinggi pertumbuhan mereka. Periode pubertas yang ditandai dengan menstruasi umumnya dimulai pada usia 12‐13 tahun. Anak laki‐laki memasuki masa pubertas dengan ejakulasi yang terjadi antara usia 13‐16 tahun.
  • Perkembangan fisik selama remaja dimulai dari masa pubertas. Pada masa ini terjadi perubahan fisiologis yang mengubah manusia yang belum mampu bereproduksi menjadi mampu bereproduksi. Hampir setiap organ atau sistem tubuh dipengaruhi oleh perubahan perubahan ini. Anak pubertas awal (prepubertas) dan remaja pubertas akhir (postpubertas) berbeda dalam tampakan luar karena perubahan perubahan dalam tinggi proporsi badan serta perkembangan ciri‐ciri seks primer dan sekunder.
Perkembangan Kognitif Siswa SD
Hal tersebut mencakup perubahan – perubahan dalam perkembangan pola pikir. Tahap perkembangan kognitif individu menurut Piaget melalui empat stadium:
  • Sensorimotorik (0‐2 tahun), bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan medorong mengeksplorasi dunianya.
  • Praoperasional (2‐7 tahun), anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata‐kata. Tahap pemikirannya yang lebih simbolis tetapi tidak melibatkan pemikiran operasiaonal dan lebih bersifat egosentris dan intuitif ketimbang logis.
  • Operational Kongkrit (7‐11), penggunaan logika yang memadai. Tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda konkrit.
  • Operasional Formal (12‐15 tahun). kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.
Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini  seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.

Karakteristik Anak Usia Kelas Awal SDKarakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.

Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.

Demikianlah uraian singkat mengenai karakteristik perkembangan anak usia kelas awal SD. Semoga dapat menambah wawasan kita dalam mendidik dan meramu suatu pembelajaran yang menarik dan mudah diterima oleh peserta didik. Terakhir tentunya semoga bermanfaat.