Translate

BISNIS ONLINE

Jumat, 07 Maret 2014

UN: Porsi Soal Hafalan Dikurangi


UN: Porsi Soal Hafalan Dikurangi - Porsi soal bersifat hafalan dalam Ujian Nasional (UN), secara perlahan akan berkurang. Hal itu dilakukan seiring dengan mulai berjalannya Kurikulum terbaru yakni Kurikulum 2013, serta masih rendahnya kualitas output. Menurut anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Djaali, bahwa dalam pembuatan soal itu sudah diupayakan, dari tahun ke tahun supaya (soal) hafalan semakin berkurang. Hal itu selalu didiskusikan, soal-soal nanti lebih kepada analisis dan berpikir tingkat tinggi.

Meski demikian, perubahan tersebut membutuhkan waktu. Pengurangan soal yang bersifat hafalan tidak serta merta bisa langsung dijalankan, mengingat proses pembelajaran selama di sekolah masih mengedepankan hafalan.

UN: Porsi Soal Hafalan DikurangiLebih lanjut beliau mengatakan bahwa, tidak bisa secara drastis, karena anak-anak masih diajari menghafal. Kalau yang diuji analisis dan pemahaman, nanti malah tidak bisa lulus. Karena itu, menurut Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) terpilih itu, diharapkan ada perubahan proses pembelajaran di sekolah. Bahwa peserta didik lebih diajari pemahaman dan analisis. Menurutnya, pemberlakuan Kurikulum 2013 bisa menjadi momentum untuk melakukan perubahan. Mudah-mudahan kalau Kurikulum 2013 sudah semakin terbentuk, hafalan akan semakin berkurang. Karena penekanan dalam Kurikulum 2013 (baca juga postingan: Penguatan Implementasi Kurikulum 2013) adalah pembentukan sikap dan karakter.

Kesetaraan

Djaali lebih lanjut mengatakan, terkait dengan jumlah variasi soal dalam Ujian Nasional (UN), pihaknya memastikan akan ada kesetaraan tingkat kesulitan. Artinya bahwa setiap variasi soal memiliki tingkat kesulitan dan kemudahan yang sama. Kalau kesetaraan soal itu memang sama, jadi yang dikerjakan anak di Jakarta dengan daerah lain itu standar. Kelebihan dari 20 variasi itu agar anak tidak kerja sama.

Beliau menjelaskan, variasi soal Ujian Nasional (UN) sebanyak itu bukan karena pemerintah tidak percaya kepada guru, pengawas, maupun murid. Namun, agar dapat mengukur validitas kemampuan anak. Maka, variasi tersebut bermanfaat untuk mengetahui kemampuan anak dalam arti jawaban yang sesuai dengan kemampuan.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar