Translate

BISNIS ONLINE

Senin, 24 Februari 2014

Biografi Teuku Cik Di Tiro (1836-1891)


Biografi Teuku Cik Di Tiro (1836-1891) - Lahir di Cumbok Lamlo Tiro daerah Pidie Aceh pada tahun 1836. Wafat di Aneuk Galong pada bulan Januari tahun 1891. Nama sebenarnya adalah Muhammad Saman. Teuku Cik Di Tiro merupakan gelar turunan yang beliau dapatkan setelah pamannya meninggal. 

Sejak kecil beliau suka bergaul dengan para santri. Ilmu agama mula-mula didapatkan dari ayahnya dan kemudian terus beliau kembangkan melalui pamannya. Pada prinsipnya, beliau dibesarkan dalam lingkungan agama yang ketat. Ketika beliau menunaikan ibadah haji di Makkah, beliau memperdalam lagi ilmu agamanya dan menjumpai para pemimpin di sana. Mengetahui bahwa para pemimpin di Makkah itu juga melakukan perlawanan terhadap imperialisme dan kolonialisme sesuai dengan ajaran yang diyakininya beliau pun juga bertekad memperjuangkan bangsa dan agama meskipun harus mengorbankan banyak harta benda dan juga nyawa. 

Biografi Teuku Cik Di Tiro (1836-1891)

Perlawanannya yang terkenal melawan bangsa Belanda adalah Perang Sabil. Dimana beliau berhasil merebut banteng musuh satu per satu. Beberapa waktu kemudian perang menjadi semakin surut karena satu hal. Tetapi, Muhammad Hasan membangkitkan kembali perlawanan terhadap bangsa Belanda dengan mengumpulkan para pejuang yang masih tersebar di beberapa tempat. Dengan kekuatan itu beliau membentuk sebuah angkatan perang yang dinamakan Angkatan Perang Sabil. Kemudian beliau mengumumkan bahwa perang yang akan dilancarkan adalah perang melawan kaum kafir. 

Cerita perjuangannya melawan kolonial Belanda sangat panjang, beliau dikenal bertekad baja. Beliau hanya mau berdamai dengan bangsa Belanda apabila orang Belanda mau menjadi Islam. Perjuangannya yang sangat ulet itu berakhir ketika beliau memakan makanan yang telah diberi racun atas dasar siasat bangsa Belanda. Kemudian beliau dibawa ke Aneuk Galong untuk diobati tetapi nyawanya tetap tidak tertolong. Januari 1891 beliau wafat dan disusul oleh Panglima Polim yang juga meninggal. Dengan meninggalnya dua tokoh Aceh itu, perlawanan dari daerah Aceh pada sejenak hingga munculnya Teuku Umar. Teuku Cik Di Tiro diberi anugerah sebagai Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan berdasarkan SK Presiden RI No. 87/TK/Tahun 1973.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar