Translate

BISNIS ONLINE

Senin, 18 Agustus 2014

Kecerdasan IESQ; Konsep dan Implementasinya bagi Optimalisasi Perkembangan Peserta Didik

Kecerdasan IESQ; Konsep dan Implementasinya bagi Optimalisasi Perkembangan Peserta Didik - Konsep tentang Emotional Spiritual Quotient (Kecerdasan Emosional dan Spiritual) adalah sebuah konsep yang pertama kali dikembangkan oleh Ary Ginanjar Agustian. Bila ESQ adalah suatu perangkat spiritual engineering dalam hal pengembangan karakter dan kepribadian yang digagas berdasarkan nilai-nilai rukun iman, rukun Islam, dan ihsan, yang diharapkan pada muaranya akan menghasilkan manusia-manusia unggul dan berkualitas di sektor emosi dan spiritual yang pada gilirannya sanggup mengeksplorasi dan menginternalisasi kekayaan ruh, pikiran, dan fisik dan hidupnya secara optimal, maka IESQ menggabungkan seluruh kelengkapan kecerdasan yang diberikan kepada manusia.

Dewasa ini seorang guru dituntut agar dapat menyampaikan pembelajaran terintegrasi dengan tidak melupakan keempat komponen. Pembelajaran terintegrasi merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan materi ajar dengan kompetensi terintegrasi (life skill, soft skill, reeligiulitas, budi pekerti, dll). Kita dapat menyebutnya sebagai pembelajaran yang memadukan antara IQ, EQ, dan SQ.

Di bawah ini adalah deskripsi pada bagian pendahuluan. Bagian Isi dan Kesimpulannya atau makalah lengkapnya bisa sahabat-sahabat mendownloadnya [di sini] atau pada link download paling bawah.

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah

Semua  orang  pasti  sepakat  bahwa  untuk  menggapai  kesuksesan  harus memiliki “kecerdasan”. Tetapi seringkali kecerdasan yang dimaksudkan adalah kecerdasan intelektual (Intelectual/Intelegency Quotient-IQ) saja.  IQ dianggap sebagai barometer kecerdasan bahkan kesuksesan seseorang sehingga tes IQ sering digunakan sebagai alat untuk menyeleksi calon siswa atau menyeleksi calon karyawan.

Dalam rentang waktu dan sejarah yang panjang, manusia pernah sangat mengagungkan kemampuan otak dan daya nalar (IQ), bahkan sampai saat ini. Kemampuan berfikir dianggap sebagai primadona. Potensi diri yang lain diabaikan. Pola pikir dan cara pandang yang demikian telah melahirkan manusia terdidik dengan otak yang cerdas tetapi sikap, perilaku dan pola hidup sangat kontras dengan kemampuan intelektualnya. Banyak orang yang cerdas secara akademik tetapi gagal dalam pekerjaan dan kehidupan sosialnya. Mereka memiliki kepribadian yang terbelah. Di mana tidak terjadi integrasi antara otak dan hati. Kondisi tersebut pada gilirannya menimbulkan krisis multidimensi yang sangat memprihatinkan.

Fenomena tersebut telah menyadarkan kita bahwa kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kemampuan otak dan daya pikir semata, malah lebih banyak ditentukan oleh kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Tentunya ada yang salah dalam pola pembangunan SDM selama ini, yakni terlalu mengedepankan IQ dengan mengabaikan EQ dan SQ. Oleh karena itu kondisi demikian sudah waktunya diakhiri, di mana pendidikan harus diterapkan secara seimbang, dengan memperhatikan dan memberi penekanan yang sama kepada IQ, EQ dan SQ. Hal inilah yang melatar belakangi pembuatan makalah ini, dimana seseorang harus mengenal IQ, EQ, SQ dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan. Oleh karena itu, kami mengangkat makalah dengan judul “Kecerdasan IESQ; Konsep dan Implementasinya bagi Optimalisasi Perkembangan Peserta Didik”.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam makalah ini akan membahas tentang bagaimana konsep kecerdasan IESQ dan implementasinya bagi Optimalisasi perkembangan peserta didik?


Demikian makalah tentang Kecerdasan IESQ; Konsep dan Implementasinya bagi Optimalisasi Perkembangan Peserta Didik, semoga dapat bermanfaat dan bisa membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. Makalahnya bisa sahabat download pada link di bawah ini.






 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar